Minggu, 19 September 2010

Ketika Kuberdiri
oleh Supriyanto pada 25 Mei 2010 jam 22:40
Kuberdiri dari mana?
Ketika itu kutanyakan maka akupun belajar mencari rongga. Pelan dan pelan kudesirkan didalamnya dada. Maka semua terjadi adalah adanya sebab akibat. Inilah adanya lahiriah.

Ketika desiran nafas kau rasakan. Ketika terpaan ada nya terpa. Maka kujalan didesirnya suatu kaca.

Rapuh memang keadaan hati manusia. Dia terlihat tapi kadang tidak mampu meraba. Kemalasan dan kemaluan kadang jadi beningnya kaca. Disini kita tau apa yang menjadi pengantar hidup adalah ilmu. Akupun berdiri karena belajar jalan. Bukankah Nabi Muhammad Saw sendiri pernah meriwayatkan carilah ilmu walau lautan api jadi penghalangmu.

Dari apa yang dijadikan manfaat ilmu adalah:
1. Menjadikan kemudahan dalam sesuatu hal ataupun perkara.
2. Menjadikan tahu dari pada kurangnya sesuatu hal.
3. Mampu menghantarkan kita pada tingginya strategi dalam berjalan.
4. Menjadikan dirimu seorang yang menempatkan ketepatan dalam lingkunganmu.
5. Mampu jadi penambah keimanan dari dirimu. Karena ilmu itu dari mana kau dapatkan.
6. Dengannya kita bisa jadikan bantuan atau memberi kesesama.

Dari apa yang kita pelajari adanya adalah usaha dan manusia. Tentu saja kadang tak luput dari salah ataupun keliru, maka jadikanlah Al Qur'an sebagai petunjuk. Ilmu apa yang baik dan ilmu apa yang buruk.
Mengenal Arti Telapak Kaki Ibu
oleh Supriyanto pada 26 Mei 2010 jam 2:55

Keadaan dimana kita terlahir didunia. Dari utas kata cinta seorang Ibu yang menjaga. Dari adanya kasih memapar jalan panjang. Sebagai mana menjadikan jaga kita dalam kandungan sampai adanya sekarang.

Ibu adalah sosok yang paling dekat dengan kita. Sebagaiman kadang kita selalu terhubung batin olehnya. Nilai Ibu bagiku adalah seorang yang selalu membimbing dan menasihati.

Dimana kita dilarang berucap kata ah atau mengacuhkan, kalau kasarnya kita anggap bodoh saja. Dari sini kita akan menyakiti Ibu. Dari hal inilah kita harus menjaga daripada adanya junjungan kepada ibu.

Lalu apakah nilai kata "surga ada ditelapak kaki ibu''. Dari kata ini adalah menjadikan nasihat nasihat tetuah Ibu sebagai pacu dijalan kebaikan dan kebenaran.
Mengapa?
Dari ini kita tentu tahu ibarat kata"sekejam dan seganasnya macan pasti dia akan lembut menjaga anaknya".
Dari hal ini kita dapatkan arti ''bahwa Ibu tidak akan menjadikan kita pada jurang kesesatan''.
Dari kata itu saja kita bisa tengok dari apapun keadaan Ibu pasti dia menginginkan kita jadi orang yang baik dan benar agar menjadi kebahagian dunia dan akhirat.

Lalu bagaimana bila adanya paham atau keyakinan kita terhadap sesuatu yang bersilang dengan Ibu?
Dari kata ini sering terjadi terutama pada kasus asmara. Kadang kita tidak disetujui suatu hubungan.
Lalu bagaimana?
Dari derapnya kita dalami paham atau prinsip kita cari dasar yang kuat. Lalu yakinkan pelan jangan sampai Ibu terbawa emosi. Karena doa dan ijin Ibu adalah utama dan adanya berkah jalan kita.
Bagaimana bila belum berhasil?
Dengan Ibu kita berlatih sabar dan buat keyakinan terus dengan kuat. Dari mana Ibu berharap pada kebahagian anaknya. Dan jelas Ibu pasti akan luluh secara perlahan.

Bagaimana jika Ibu menolak atau jika gagal?
Kalau dalam hasil ini tetap gagal kita lajur dengan iklas dan berserah adanya. Kita juga tengok kebenarannya dan kebaikannya. Jika memang kurang yakin tanyakan kepada orang orang bijak dan mengerti lalu kita buat bantuan untuk memberikan keyakinan.

"Dalam hal ini ingat jangan sekali kau bohongi atau dustai Ibu atau engkau akan masuk golongan anak yang durhaka".

"Dari ini Ibu adalah sosok spiritual yang akan menjadikan doa pada jalan menuju bahagia dunia dan akhirat".

''Surga ada ditelapak kaki Ibu adalah nilai luhur daripada jalan lakunya yang diajarkan kita menjadi panutan jalan kehidupan. Karena itulah nilai amanat yang terbesar kita dapatkan dari ajaran guru".
Bagaimana Jiwa Kita
oleh Supriyanto pada 27 Agustus 2010 jam 17:21

Bertanya pada lajurnya kehidupan dimana kita dibentangkan pada hawa nafsu. Sebagai mana inilah juang panjang umat manusia. Karena dalam hal inilah yang menjadikan manusia mungkar dan nangkir kepada-Nya.



Kita kadang tidak mengerti apakah berkah itu. Maka kembalilah kekaidah dari pada darimana ada cinta. Disini jelas adanya waktu yang menjadikan adanya kesempatan untuk juang.



Maka dari mana kita?

Inilah dasar lahiriah mengenal ulasan dari adanya dari tanah melalui Ibu yang melahirkan.



Buat apakah kita terlahir?

Kita tentunya melihat adanya tangisan bayi yang bagaimana?

Dipaparnya selalu meningkat dan belajar dari situlah kita tahu ilmu.



Siapa dan kenapa kita ada?

Bergerak dari adanya lahir dan jalan kita lihat dari adanya biji kurma yang menjadikan dia batangan yang berbuah. Dia bahkan mampu menopang adanya kering. Disitu jelas kurma cerdas dan mungkin lebih cerdas dari kita. Nah semua itu tentunya sudah ada yang memprogram.



Dan akan kemana kita?

Inilah jiwa yang menjadikan rohani pada titik akan daripada hidup. Dimana ada kematian kita kelak. Mau jadikan dirimu yang punya nilai seperti apa?

Melajur lagi kehawa nafsu maka kita ditatapkan dari adanya sebab dan akibat.

Sebab kita bertanya apa?

Dalam hal ini naluriah atau kata hati. Inilah hal yang tidak bisa dibayangkan menjadikan terus kegelisahan pada diri.

Akibat nya apa dari tanya?

Kita diterangkan buat apa, lalu akan kemana?

Kemana disinilah yang menjadikan akibat. Mau baik dan benar atau ingkar dan nakir.c
Mengenali Watak(lahiriah)
oleh Supriyanto pada 25 Juli 2010 jam 0:51
Dalam hal ini kita jangan anggap adanya watak itu buruk tapi juangkanlah. Dimana kita pada hakikatnya memiliki banyak perbedaan watak dari segi ego maupun pemikiran.

Kita tentunya diberi waktu untuk menjadikan kedewasaan. Disini mengenali watak butuh adanya kaitan jangka. Dari mana juang yang panjang untuk melakoni suatu kaidah. Harusnya kita jadikan watak itu penguat adanya garis tatanan kita.

Maka pikirkan apa yang diperoleh daripada adanya watak. Disini juga akan menjadikan sorotan orang kekita. Jadilah watak diri sendiri tetapi batasi dengan lingkungan. Karena pasti ada sebab dan akan berujung akibat.

Dan disini lihat dari kejadian lama sebagai pedoman bagaimana meniti adanya watak watak yang salah jadi acuan. Melangkah dari pengalaman tentunya akan menjadikan nilai kedewasaan yang makin mapan. Dari gerakan itulah semua bermakna. Melatih memang butuh peranan dan jangka. Disitulah maka harus jadikan titik baru dan baru agar sedikit cacat.

Dari ini kita lihat adanya raga ini. Mulailah artikan apakah yang jadi perlu dan tidak perlu dari raga. Dilihat dari pola makan, istirahat dan olahraga. Karena disini juga penting sebagai penguat jiwa.

Dari raga ini juga kita mengartikan adanya dari mana. Apakah ini nyata atau peranan saja. Tubuh ini dari mana dan buat apa? Nah inilah yang perlu ditanam. Jadi jelas raga adalah titipan. Disini adanya segumpal darah dari proses alkimia menjadi raga. Pada dasarnya tubuh ini tidak ada dan kosong.

Semua adalah proses adanya keterikatan alam. Disinilah pengaruh besar dari makan dan matahari yang berproses. Lihatkah engkau seperti air yang pelan digadang panas menjadi uap dan terjadilah mendung. Maka jadi siraman indah. Itulah proses raga dari mana dan akan kembali kemana.

Kita jelas diberi hawa nafsu yang jadi hal watak dasar segala polah tingkah. Dimana cara membuka kuncinya ini kau gali. Cari kunci dirimu lewat jati diri dan acuan membatasi hak dan kewajiban.

Kita dasarnya adalah hitam dan putih dimana berkasnya adalah kaidah. Peranan ini ada maknanya agar mau jadi apa dan buat apa. Semua itu didasari pada dua hal yaitu roh atau didalam lubuk hati dan jiwa atau bentuk mental dan pemikiran.

Disinipun kau harus terapi makna adanya siang. Disini buat apa dan mau apa. Bukankah siang terang dan gamblang buat suatu keberadaan dunia. Maka kau juga lihat malam gelap tapi dekat dengan renungan gagas dari langkah disiang. Seperti sekarang purnama ada karena sinar matahari.

Maka kau akan mengerti adanya watak manusia dari adanya lewat roh dan jiwa yang bersemayam diraga....
Mengenali Watak(menjalani dan terapan)
oleh Supriyanto pada 27 Agustus 2010 jam 17:26

Semua keadaan adanya dari diri. Termasuk adanya watak. Disini watak adalah didalam diri dan akan memerintah dari diri sendiri. Maka belajar mengatur keadaannya dari lubuk hati. Dimana lubuk hati tidak akan menjadikan kebodohan tapi kecerdasan.



Karena apa yang menjadi ganjal dari pada keadaan adanya dari luar hati. Dalam hal ini lebih tertuju pada pikiran. Maka jadikan untuk membangun adanya jati diri. Dimana jati diri adalah mengenali apa yang benar jujur buat kita.



Maka bila keadaan itu telah kita dapati maka kita akan sehat diadanya termasuk lahiriah dan bathiniah.



Karena adanya keamanaan bergerak tanpa ragu. Mampu menyeleraskan keadaan menjadikan realita. Dimana kita akan bergerak dirohani yang menuju ke yang Esa.



Dan jadilah hawa nafsu itu gairah yang betul mengetahui nikmat-Nya. Tapi hal ini kita harus mampu jadikan kendali dimana yang ditinggikan dan dimana yang diredam.



Ketika diri telah menjadi lajur ketenangan dimana dari adanya tujuan. Maka kita jadikan gerakan yang menjadi kegelisahan. Dimana dari hal ini akan menjadikan suatu dorongan.

Kita lihat contohnya kita mau judi kita rangsangkan pada kerugian lalu kita akan gelisah dan mundur. Lalu ketika kita adanya suatu pekerjaan lalu kita pikirkan kegelisahan kalau aku tidak kerja. Maka kita akan terdorong kerja.



Seperti keadaan dunia, dan semuanya adalah timbal balik dari ragam hal. Dimana hidup adalah keadaan yang sama merangkul menjadikan makna. Dimana antara kegelisahan dan ketenangan mampu menerapkan dia hal yang tepat. Seperti keadaan Emas dan Air yang saling merangkul....
Ketika Kudihadapkan Pada Sakit
oleh Supriyanto pada 10 Juni 2010 jam 2:04

Melampaui dari apa yang ada dari kelumrahan. Kuakui kumemang orang yang lebih gesit dan cepat dari rata rata banyak orang. Ini memang watak dari semua saudaraku. Tapi memang aku lemah dalam kestabilan kesehatan.

Bahkan aku sudah anggap sebagai hadiah dari Nya. Karena memang disetiap sakitku kudapatkan renungan yang luar biasa dari pada banyak hal. Kenapa dan darimana sakit memang lumrah. Bahkan diadanya sangat dekat dengan kematian.

Yang kutakuti nyata bukan sakit raga, tapi sakit hati karena inilah nyata ujung petaka penyakit besar. Karena memang pada kaedahnya hati lah yang menjadi kunci kehidupan.

Bagaimana sakit itu berasal adalah dari nafsu manusia. Dimana memang semua olahan daripada pikiran dan hormon yang mencuat. Maka kupun mulai sedikit belajar mengendalikan nafsu dan hati.

Kumungkin sudah masuk jadi orang orang aneh dan suka hal yang tidak wajar. Karena dari pola makankupun hanya sepiring nasi dan 3 s.d 5 gelas kopi sehari. Ini kurasakan hal yang luar biasa dari peningkatan gaya pandang, jalan dan gerak. Dimana aku semakin tipis dan lupa pada nafsu makan tubuhku mungkin kurus tapi dari mental dan gayaku berjalan makin dikemantapan.

Ketika ada nya makan adalah untuk menyambung hidup. Bukan dari adanya nilai menjadi nafsu yang dimana dicari. Karena nikmat sebenarnya adalah suatu tantangan yang selalu baru.
Obat Dalam Memikul Jalan
oleh Supriyanto pada 10 Juni 2010 jam 22:57
Ketika ada banyak jalan ataupun pilihan, maka khalayaknya engkau berpikir dan mulai bingung. Lalu bagaimana agar kita dapat arah yang benar? Ataukah dicoba tengok satu persatu?

Maka belum juga dapat hasil, dimana waktu itu berjalan pada penitiannya. Jelas sudah, nilai hampir jadi rugi ataukah dianggap bodoh amat.

Merengkuk dan terpuruk sudah manusia tapi mau jadi biasa atau hal yang luar biasa. Bagaimana jadi sikap agar mampu jadi referensi yang membangun. Ditata tata memang tidak mudah adanya peraturan, tapi sedikit banyak semua ada manfaat yang menjadikan penahan.

Semua adalah gaib atau tidak ada yang tahu. Dari situpun raihlah pada titik titik yang tegas dan tanpa terbeban dimana kunci kesabaran. Dari hal hal inilah kita jadikan semua mematikan pandangan tapi berpegang pada tongkat yang memang ada tatanan tiap langkah. Maka apa yang ditemuai adalah bisik bisik cinta pada kebaikan dan kebenaran.
Renungan Sembilan(jika menyikapi daripada adanya selisih paham)
oleh Supriyanto pada 21 Juni 2010 jam 21:05
Ku berkata tentu tidak sepaham dengan gagas tiap masing orang. Kubertanya itupun belum tentu karena aku meminta jawab. Dikeadaan dan kadar lingkunganlah kadang orang terwujud dalam pikiran yang berbeda. Dimana pada kenyataannya manusia mengenal harga diri sebagai alasan.

Bukankah kita jelas diberi perkara untuk memilih dan menyikapi. Karena hal inilah jadi harga atau nilai diri. Belajar pada janji terhadap diri sendirilah jadi kekuatan terbesar dalam melakukan kehidupan.

Dibisikan tali kehidupan memang panas dengan harapan agar jadi orang yang berarti. Menjadikan arti dari dirilah manusia mampu mewujudkan kesejajaran pada tali kasih. Sepertinya kita kadang juga mengotot pada ego kita sendiri. Lalu buat apa yang dipaksakan ataupun dikeraskan kalau ujungnya hanyalah kemarahan dan caci yang menjadikan kita seakan jadi rimba.

Letak pada gagas pemikiran inilah terkadang manusia itu lupa pada apa nilai harga diri itu. Jelas kita adanya satu dan sejajar dengan orang lain. Seakan membicarakan hak tentu saja kita tahu mengapa, bukan karena kita kemana. Dari mengapa kitapun akan tau dari kewajiban atau apa yang menjadi hak itu sendiri. Lalu kalau bilang kemana kadang kita lupa pada apa yang ada saat kita memulai. Disini jadi lupa pada berdirinya diri menjadikan ego yang kadang telah diberi akan hak itu sendiri.

Wujud wujud daripada semua yang ada dalam diri tidak akan lepas dari lingkungan dan waktu. Mengajarkan pada suatu kesempatan bagaimana telah ada dalam melakoni wujud dari berkah atas waktu. Disisi lain ada kaca yang membiaskan dari arti adanya kita. Tanpa tersadar semua punya peranan dalam membawa diri. Karena itulah jangan lah jadi orang yang mengganggap harga diri penting. Akan tetapi mencuat pada harga dari pada keberadaan orang lain sebagai kewajiban yang menghasilkan hak.
Berpikir Adanya Ditiap Adamu
oleh Alang Alang Kumitir pada 21 Juni 2010 jam 23:59
1. Kenapa berpikir?

Karena adalah suatu dari adanya sebuah hidup dimana kita dipilih bersikap. Baik adanya diruang atau lingkungan. Berpikir adalah waktu untuk ada kita. Karena berpikir adalah interaksi gerak polah raga dan jiwa. Bila mana pada kenyataannya semua mencari jalan bagaimana dan kemana.

2. Bagaiman berpikir yang baik?

Didalam setiap keadaan tentunya kita dilatih untuk menjadi hasil yang baik. Berpikir yang pasti secara matematis adalah belajar mengenal realita atau keadaan yang sesungguhnya. Dimana semua itu benar dan yakin kita punya hal untuk mewujudkan. Diatasnyapun kita batasi dengan keberadaan orang lain. Sehingga buah dari pikir manfaat bagi diri dan orang lain juga.

3. Bagaimana kita mulai berpikir?

Bagaimana adalah cara tentu saja harus ada tema. Dimana penggabaran apa yang ada didepan kita. Jangan kau meniti hal dari orang karena akan menjadikan kita terkadang jadi mengumpat orang.

4. Apa manfaat kita berpikir?

Seperti apa kita berpikir maka seperti apa kita mencoba. Seperti apa kita mengenal seperti apa kita menyikapinya. Upaya dari semua cara berpikir akan terintonasi membawa arti dari perjalan diri. Kedewasaan dalam hal ini jadi suatu manfaat berpikir. Dari ini juga semua hal itu ada jangka ataupun ketelitian. Dan inilah ketanggasan dari suatu penyikapan dari tiap tema atau keadaan.

5. Lalu dimana suatu pemikiran yang besar itu?

Pemikiran yang besar adalah pemikiran untuk menantang diri. Bagaimana melatih janji pada diri agar mampu menjadikan untuk mencoba dan menepati. Seperti peraturan yang menjadikan tekanan tekanan agar kita tertata.
Nasihat Ibuku Lewat Pola Makan
oleh Alang Alang Kumitir pada 29 Juni 2010 jam 19:19
Dulu kumemang rakus tapi entah mengapa seiring tambahnya usiaku pola makan itu berubah. Dari tadinya mudah menjadi sangat susah. Dari keadaan itu aku kadang harus memilih makan agar jadikan yang selalu lahap dan bergizi.

Kita ketahui pola makan adalah pola nafsu perut. Dimana inilah golongan nafsu yang kadang perlu disiasati. Bukan hanya itu pola makan kita adalah cerminan pribadi kita.

Ibuku ada tiga pesan dalam pola makan yaitu:
1. Makanlah yang dipiringmu habis tanpa menyisakan.
Dari kata ini pasti sering disambungkan dengan kata "tar kalau tak habis ayamnya pada mati''. Disini sepintas aneh atau terdengar tahayul tapi apakah sebenarnya nasihat itu. Kita jangan anggap dalam tiap kata itu maknanya seperti itu. Tapi gunakan logika dan nalar. Karena ini nasihat akan laku diri dimana kita perlu menjadikan keputusan pasti dan menyelesaikan hal jangan setengah tetapi tuntaskan. Karena kalau hanya setengah hasilnya tidak ada hasil. Indukan bisa hilang seperti ayam yang mati. Dimana bagaimana mungkin bisa bertelur.

2. Jangan sampai makanmu kecap.

Kusendiri kalau ada orang makan kecap terasa mau hantam punya mulut orang. Bagaimana tidak itulah kesan dari berisik sopan santun yang hilang. Dimana dari ini kita ketahui kecap adalah tidak bisa menjaga mulut. Ini adalah pesan akan mulut agar dijaga agar jadi suatu yang mengubah suatu mulut jadi bentuk syukur. Dirasakan dengan tenangnya suatu karunia. Disejajarkan agar tanpa mengotori mulut atau kepres(jawa) yang kadang terkesan jorok. Ini nasihat yang disampaikan unik dari pada kata lain jagalah mulutmu karena mulutmu harimaumu.

3. Jangan sangga dengan tangan piringmu.

Terdengar biasa dan tidak bermakna sepintas tapi ini pesan luar biasa. Kalau orang bilang pamali kalau aku kenapa ya?
Garis besarnya pasti kutanya jawabnya nanti kamu berat menyangga masalahmu sendiri. Dari sini jelas coba lihat keseimbangan wadah bila kau urus sendiri. Tapi lihat bila dimeja yang datar. Inilah artian jadikan suatu sosial ditiap wadah karena itu akan menjadikan keringanan beban.

Dari hal inipun ada Hadist Nabi Saw yang berbunyi :"makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang". Kita ketahui makan berlebih efeknya adalah lemak dan timbul penyakit. Lalu bila kurang bisa sakit lambung atau maag. Ini adalah gambaran jangan jadikan makan suatu yang berat tetapi jadikan makan untuk kecukupan akan kehidupan.
Merenungi Dari Perkataan Sendiri
oleh Supriyanto pada 01 Juli 2010 jam 20:40
Dalam banyak kasus mulut adalah hal yang sangat peka terhadap perkara. Begitu juga dengan untain kata atau kalimat. Kita ketahui itulah gambaran pribadi yang paling mudah dibaca. Kusendiri terkadang tidak bisa menjaga mulut ataupun kata yang ditulis ataupun diucap.

Bagaimana agar kita mampu jadi orang yang baik dalam keadaan perkataan. Tentu saja kita harus bisa pahami bahwa kita tidak membuat sakit atau memberikan keburukan kepada orang. Mengumpat adalah suatu yang sering terjadi pada manusia. Dicampur emosi yang membuat hilangnya kontrol dari situ muncul kemarahan.

Sabar tetap jadi kunci utama dalam menjaga keadaan kata. Jaman sekarang sudah bukan lidah lagi tapi pikiran lebih tajam dari pisau belati. Pikiran pikiran inilah kadang terhasut oleh semrawutnya keadaan. Dimana dihadapkan pada kebimbangan sehingga kita teriak teriak tidak jelas menjadikan asal dalam melontar kata.

Tapi diam tidak lagi menjadikan emas dalam keadaan laku. Tapi diam emas adalah merenung dari kata sebelumnya jadi intropeksi diri.

Kutak mau jadi orang yang tenang. Tapi kumau jadi orang yang gelisah dalam tiap apa yang kita perbuat. Kutak mau jadi tenang karena kumau aliran agar kudapatkan hal hal yang baru untuk membangun. Kupun mau diam karena kumau rasakan apa itu nafas ditiap tarikan
Bagaimana Jika Kau Dihadapkan Pada Banyak Teman
oleh Alang Alang Kumitir pada 01 Juli 2010 jam 21:07
Kita ketahui dalam lingkup lingkungan ada banyak bedanya faham. Diantara banyak suku , agama dan bahasa. Disitu janganlah kau jadi fanatik dalam artian diriku adalah aku dan kamu adalah kamu. Bagaimana semua itu adalah warna dan bukan keinginan tiap manusia. Tapi menjadikan sikap agar kita bisa memilih alasan mencari ilmu.

Apa yang kamu pilih adalah keputusan dan apabila pilihan itu keraguan kita perlu warna untuk perbandingan. Dimana kita semua memilih untuk meluruskan ilmu ataupun akidah.

Salah satu hal inilah kita harus tahu bagaimana bersikap. Ini definisiku tentang adanya diri untuk membawa, yaitu:

1. Jadilah air

Dalam artian inilah kita bisa ada ditengah tengah suatu kaum. Tidak memihak siapapun tapi mau masuk ditiap lingkup wadah.

2. Jadilah gelombang.

Gelombang adalah getaran dimana itulah naluri dan jangan suka terdiam ditiap suatu ruang. Dalam kasusnya perlu datang dan perlu juga meninggalkan.

3. Lihatlah dimana ada pijakan.

Jika kau diatas apa? Tanahkah kayukah atau besikah semua perlu ditata. Bisa saja kayu itu rapuh ataukah dilumpur jadi harus bagaimana. Dalam hal ini hati hati atau tidak perlu percaya penuh.

4. Perlu pahami keadaan lingkungan.

Kau begitu maka kupun harus bagaimana. Kubegini kupun harus tau diri. Kudimana kupun akan bawa yang bisa rata. Apa yang jadi prinsip kukan tanam didada.
Arti Tulisan Bagiku
oleh Alang Alang Kumitir pada 04 Juli 2010 jam 20:15
Dalam kasus kenyataan keberadaan tulisan sangat tipis sekali dengan salah penyampain. Karena tulisan adalah catatan yang menjadi arsip yang memudahkan kita dalam menjejaki keadaan ataupun ilmu. Dari masa kemasa tulisan berkembang menjadi alat penyampai komunikasi.

Dalam banyak kasus tulisan memiliki nilai kuat dalam pembuktian. Karena tulisan mampu jadi suatu lajur yang bisa dibuktikan. Seperti janji bila tidak dilampirkan kita kadang mudah sekali mengingkari. Dari bukti tulisan kitapun jadi tekanan yang mampu menahan dan menepati janji. Karena itulah jangan suka main main dengan tulisan.

Apa yang kita tulis dan apa yang kita catatkan kadang lebih mudah diingat kembali. Entah kenapa, mungkin karena kita merasakan alur tiap kata, tiap koma, tiap tanya ataupun tiap tanda itu seakan telah kita lebih pahami.

Diantara perkataan tulisanlah kadang wujud kejujuran manusia. Karena tulisan itu kadang kita jadikan di buku harian ataupun agar jadi kenangan. Maka kupun lebih suka suatu bentuk tulisan sebagai pribadi seseorang. Entah dari gaya menulis ataupun kesabaran dalam tiap lajurnya. Kadang tulisan juga jadi bukti kuat adanya keberanian dalam mengungkapkan sesuatu. Maka kupun sering jadikan tulisan sebagai bandingan realita keadaan manusia.

Menulis sesuatu yang baikpun tidak perlu menunggu kita menjadi baik. Karena wujud inipun jadi pemacu agar kita gelisah. Coba kita tengok diri bila menulis baik pasti was was takut jadi malu.

Menulis juga bisa jadi buruknya suatu tinggalan. Lihat jika kau menulis kata buruk ditempat tempat umum pasti engkau kadang membaca. Dari situpun telah jelas menjadikan ajakan.

"Tulisan adalah ungkapan nyata manusia yang diwujudkan dalam bentuk goresan. Disini juga jadi keberanian mengeluarkan pendapat karena kadang dimunculkan lewat kejujuran. Maka itu belajarlah menulis baik dan pada tempatnya agar jadi guru bagi kita ataupun orang lain".
Cinta Jalan dan Tanggung Jawab
oleh Alang Alang Kumitir pada 10 Juli 2010 jam 1:07
Desir diniang malam ini kuterdiam dan terperanga melihat waktu telah begitu cepat berputar. Karena tanggung jawabku atas cinta jadikan jalan yang gelisah. Dimana kumemang mencari gelisah adalah selalu mawas diri. Kumengerti dirimu dan aku adalah sebuah jalan.

Waktu yang ada adalah silih berganti dari hitamnya langit menjadi putih dan biru kembali lagi merah dalam arti kerinduan. Cinta memang pantas didamba bukan alasan pencari tautan pasangan hidup saja. Tapi jadikan arti sampai mana wujud pribadi kita dibentuk. Dari sini akan lahir juang yang panjang dan pendewasaan pikiran. Karena kita hidup memang adalah tanggung jawab atas perbuatan, dengan cinta tanggung jawab itu menjadi kewajiban yang kadang takut untuk ditinggalkan. Dengan ini mari buat cinta, jalan dan tanggung jawab
Mengenal Diri Sebagai Makluk Bodoh
oleh Alang Alang Kumitir pada 10 Juli 2010 jam 11:44
Dikehidupan pasti tidak ada manusia yang sempurna. Karena pasti memiliki kekurangan walau sekecil apapun. Maka berlomba lombalah pada diri agar menjadi lebih baik. Karena dengan ini kita akan mawas diri. Entah dari kurang kita atau angkuh kita.

Sekeras kerasnya orang dia masih memiliki hati. Walaupun hati itu kadang sangatlah tipis dan tertutup watak atau ego. Maka bukalah dengan kesantunan dalam menyadari bahwa kita adalah bodoh. Karena dengan ini kita merasakan lemahnya diri dari atas segala-Nya.

Menganggap diri pada wujud sempurna adalah ingkar dan melahirkan sombong. Maka itu jadikan tiap kekurangan jadi pewujud penyempurna. Seperti menjadikan diri sebagai air yang mampu menempatkan kekurangan dengan rata. Pelan pelan pasti ada pemikiran kumau belajar dan kumau tahu. Dan dasar inilah bodoh kita jadi plus buat diri dalam membangun. Karena itu kitapun tetap waspada dan rendah diri.

Dari hal inilah maka wujud peraturan tetap dibentuk. Agar pada jalannya kita tahu apakah arti dari hak dan kewajiban. Bukankah kadang kita tahu kita punya hak atas waktu dan kitapun punya kewajiban atas waktu. Dari bentuk menjalani dan menerima jalan. Jadi harapkan kita mampu mau jadi orang yang menerima tapi juga mau memberi
Harga Diri Kadang Jadi Gengsi
oleh Alang Alang Kumitir pada 13 Juli 2010 jam 1:04
Mengenal harga diri dalam artian tidak mau dapat cap jelek. Kadang harga diri ini perlu karena kita semua punya rasa yang ingin dihargai. Tapi apakah dengan harga diri kita jadi lebih baik. Mungkin dalam mental atau jiwa kita dapat pendukung, tapi kadang kita jadi canggung dalam tiap hal.

Pada banyak kasus harga diri sering kali jadi alasan untuk mencoba sesuatu. Karena harga diri kadang kita bertahan, padahal hal ini kadang jadi sesal atau bayang bayang yang jadi tanya.

Kita dalam harga diri tidak perlu menuntt tapi jadikanlah untuk menghargai orang lain. Dimana ada kalanya kita perlu berbagi ataupun menerima sesuatu apa adanya. Jika semua berlomba karena harga diri maka kita akan terlahir pada kesenjangan sosial.

Gengsi acap kali dekat dengan harga diri. Hanya alasan ini kadang malu lakukan hal untuk mencoba. Gengsi kata yang justru nilai diri jadi pecundang sesungguhnya. Karena jalan ada pada diri bukan gengsi ataupun harga diri. Jika kita niatan baik mengapa malu atau canggung, karena perang melawan diri adalah paling sulit. Dengan banyak menanyakan harga diri maka kitapun akan banyak mengingkari kata hati
Kosong
oleh Alang Alang Kumitir pada 22 Juli 2010 jam 1:09
Kenapa kosong pasti kau bertanya?
Maka dalam gelap mata semua adalah kosong. Diatas pikiranmu selalu saja menjalarkan gambaran yang jadi isi. Mungkin mudah mengatakan kosong tapi memahami keadaan kosong bukanlah mudah.

Ketika kau jalan pasti ada pikiran akan dimana dan kemana?
Belum juga kita dapatkan artian kosong keadaan tetap isi walaupun pada gerak sendiri. Lalu kita lihat langit yang membentang kau pasti bilang banyak yang kosong. Kaupun bingung apakah kosong?

Ketika kau tatap mentari pagi maka indah dan ketika kau minum kopi kau penuh gairah. Perutmu kau isi kopi yang bilang buat isi kekosongan perut. Lalu kitapun menikmati sambil menerima kehangatan mentari.

Dan disaat itu kau lihat anak anak yang berlari membawa balon. Dikeadaan itu dia jatuh dan lepaslah balon lalu terbang. Kaupun bertanya, kenapa terbang?

Maka Kosong:
Keadaan dimana ada isi isi ruang yang menjadikan kesempatan pada kita untuk menikmati dan melihat semua. Ruang itulah waktu yang jadi kosong sebelum atau sesudah tetapi jadi jalan menuju pengartian kehidupan.
Kegelisahaan Kadang Perlu
oleh Supriyanto pada 23 Juli 2010 jam 1:06

Memang hidup ini penuh misteri antara hal yang didepan. Maka demi mewujudkan suatu kebahagian perlu disiasati ataupun diperlukan strategi. Membicarakan daya pikir tentunya berdekatan dengan emosi. Maka kunci dari semua adalah mensetabilkan demi dapatkan hal yang tanpa beban.

Dipayungi pada kegelisahan rupa rupanya adalah sangat riskan pada banyak pertanyaan. Tapi hal inilah yang justru jadi hal yang mampu dewasakan daripada pemikiran kita. Kenapa, dari itupun tentunya kita akan mencari tahu dan memainkan pemerasaan otak. Emosi kadang jadi kunci yang dipertaruhkan dan bahkan demi semua itu buat tangis ataupun kemarahan.

Dari bentuk ini kita harus belajar daripada membuat hal hal positif yang dapat ditunjukkan. Maka janganlah menjadi orang yang diam demi sebuah jawaban. Karena memugar suatu dengan jejak pendapat kita bisa sedikit banyak tahu pribadi lawan.

Mungkin saja kita bisa bohong pada orang lain tapi kita tidak bisa bohongi dari pada diri sendiri. Keadaan ini terkadang membuat kita menjadi bertanya tanya, gaduh ataupun labil dan menjadikan penyakit hati.
Kebijaksanaan Hidup
oleh Supriyanto pada 30 Juli 2010 jam 0:12
Tentang Kehidupan

Hidup yang bisa dibicarakanlah bukanlah jalan yang tulen. Hal yang diberi nama hanya mampir sementara. Yang tidak bernama ada sebelum langit dan bumi lahir. Yang diberi nama adalah ibu dari selaksa hal. Dalam kekosongan kau melihat keajaibannya. Dalam berbagai hal kau melihat batasannya. Kedua hal ini memiliki asal yang sama , walaupun berbeda nama. Mereka muncul dari suatu tempat yang dalam dan misterius. Tempat yang dalam dan misterius ini. Merupakan pintu gerbang menuju segala keajaiban.
Misteri Mimpi Antara Kuda Putih dan 5 Makluk Berjubah Yang Membalut Ragaku
oleh Supriyanto pada 30 Juli 2010 jam 0:52

Kutatap dalam desir nafas didalam puncak tidur. Diantara kosong hamparan tidur yang kualami. Dipundak akan rayuan hawa nafsu manusia. Maka kupotong 3 ruas jari antara 3 wanita. Maka kupun potong bagian kelingkingku. Dan kupasangkan pada jari kiriku. Lalu apa 3 hal itu?

1. Itulah janji...
Pada hakikatnya manusia adalah suka ingkar dan lupa akan janji. Maka disisi ini kuharus belajar agar tidak mudah berjanji jika tidak mampu memberikan bukti.

2. Dengan Wanita.

Inilah wujud kelemahan tiap lelaki dimana terurat akan mudahnya nafsu syahwad. Karena hal ini bentuk hal yang sulit disiram dan disini juga rentan akan buruknya ego.

3. Lemahnya Diri atau Sakit.

Ditataan manusia ibarat lemak yang jadi ganjalan pemalasan. Karena tanpa memastikan dan menunda sesuatu rentang pada kekalahan. Harapanpun hanya jadi pelemah mental dimana terjadi penyakit hati. Maka ego dan amarah susah diatur dan diguyur dalam membangun.

Maka adapun malam kudiajak berkuda diantara iringan gunung gunung tinggi yang melewati alam. Lalu kukembali menuruni dalam keadaan jalan masyarakat. Diantara banyak lari larian manusia dibawah pada pohon pohon rindang.

Maka hari kedua setelah fitri kupun diajak kerumah yang sepi tapi indah. Disitupun kuberhenti dan kubertanya apa yang kucari?

Maka dalam hari selanjutnya kutertidur antara banyak tidur dan bangun dilapisan lapisan mimpi. Maka 5 makluk berjubah mengikat ku dan kupun bertanya dimana sekarang mereka berada.

Maka datanglah diatas sakit ragaku diantara sakit hatiku kupun diberi sentuhan lembut yang mendesir diantara jidat dan otak belakang sampai kupulas tertidur.

Maka akan datang kembali dalam mengobati celah antara sakit. Maka kudapatkan sentakan getaran dimana dari ujung kaki sampai ujung rambut dalam beranjak menatap terang diantara mata.
Lapirin Membuat Jalur Yang Berputar
oleh Supriyanto pada 03 Agustus 2010 jam 11:26
Tetes tetes air mata dari kehidupan...
Menepikan rakusnya manusia...
Teropsepsi pada darah yang menerjang...
Maka daging jadi pembangkang...

Ketika nafas terengah...
Kening pun memancar buram...
Hanya inilah siksa paling lama...
Hati yang melujur sepi...

Diatas langkah harap jadi arakan...
Diatas kaca yang penuh bayangan...
Walau sinar telah begitu terang...
Menepi kan sisa sisa akan kekotoran...

Aku tak mau jadi beban...
Aku tak mau jadi tangis...
Karena kujuga suka menangis...
Akupun bukan baik tiap jalan karena kupenuh kebimbangan...

Hanya belajar seperti harapan...
Walau tanya kukan diamkan...
Biarkan waktu yang jadi bukti ketulusan...
Biar tubuhku luka dan tersayat akan kulangkah...

Diantara banyak muka muka dunia...
Kepurukan pada beda beda tirai tampilan...
Naluripun terbujur pada kesakitan...
Hanya ada pinta untuk suatu ujian...

Memberikan adalah sanubari...
Tertunduk adalah kemaluan...
Berlari adalah buruknya kepastian...
Maka kemana kemana ada langkah kepastian...

Jeritan jeritan yang melengking...
Kupun slalu jadi kesalahan...
Kupun jadi kerancuhan...
Aku hanya menatap waktu adalah senyuman...
Seorang Penuang

oleh Supriyanto pada 09 Agustus 2010 jam 2:09

Diletak garis garis tepian malam dimana ada sebuah keindahan dari jama'ah ditiap sholat malam. Kampun yang damai jauh dari bisingnya kota. Maka berdiri atas kemegahannya dilandasi arti sebuah saling menjaga. Suara timbaan demi timbaan dari penjaga masjid. Dengan keringat yang penuh guyuran.

Diapun telah selesai siapkan air wudhu. Kemudian dia memulai merapikan diri dan membersihkan diri. Diapun bersegera menyiapkan masjid dengan semangatnya. Selang waktu bedukpun tiba, ia pun bersegera mengumandangkan adzan. Seakan lengkingan suaranya menembus kepelosok pelosok desa.

Dia pun duduk dan menunggu jamaah dengan berdzikir, tiba tiba datang dari belakang.
"Malam Brata?''suara tegur Pak Haji Mahmud sambil menepuk bahunya Brata.
''Malam juga Pak Haji, silahkan Pak Haji menjadi iman!"dengan senyum dan sambil cium tangan Pak Haji , Bratapun beranjak berdiri untuk persilahkan.
''Makasih anakku dan biarkan bentar lagi agar para jama'ah datang!''jawab Pak Haji.
Keadaanpun tak selang lama mulai banyak jama'ah.

Dikeadaan itu tiba tiba suasana masjid menjadi sepi, seperti keadaan biasa maka Brata pun seperti biasa duduk duduk didepan masjid sambil menikmati bintang. Diapun tiba tiba tersentak kaget ada wanita yang menangis berlarian. Wanita itupun tampak kebingungan. Dan Brata dia bergegas untuk hampirinya, tiba tiba tanpa kenal dan bertanya wanita tersebut langsung memeluk Brata.
"Maaf mbak! Ada apa ini?"sambil bingung bagaimana Brata menjawab.
"Mas kunumpang didadamu sebentar, ku takut ,ku kalut, tak ada orang yang mengerti denganku''jawab wanita tersebut dengan mendekap Brata sambil menangis.
''Iya mbak ! Tapi jangan begini duduk dulu saja didepan masjid itu!"jawab Brata yang mencoba melepaskan pelukan wanita tersebut.
"Mas kamu mau temaniku tidak malam ini ku takut? Kubingung kemana lagi?''tanya wanita tersebut sambil menangis.
''Iya ! Tapi nama mbak siapa dan dari mana?"tanya Brata sambil usap air mata wanita tsb.
"Ku Ami ku dari kampung sebelah kujuga warga baru mas!"jawabnya sambil mulai meredam tangisan.

Merekapun saling bercengkrama dan akhirnya sudah hampir menjelang fajar. Maka di ajaknya Ami ke kontrakannya dibelakang masjid.
"Iya mbak tidur disini saja, maaf ya begini saya adanya!"ucap Brata sambil mempersilahkan Ami.
"Makasih mas ini saja kusudah senang"sahut Ami sambil mulai tersenyum.
Maka haripun mulai menjelang pagi. Bratapun mulai tidur lelap diatas tikar sambil kusap kusup terasa dingin. Sementara Ami hanya memandangnya yang mulai kasihan.

Pagipun telah mulai beranjak terang. Brata pun mulai terbangun, dan diapun tercengang.
"Astafirullah, mbak maaf jangan begini?"ucap Brata sambil kaget dan tercengang Ami memeluknya sambil tertidur pulas.
Diapun juga kaget sampai lupa menyiapkan air wudhu buat subuhan. Diapun lupa telah kesiangan.
''Maaf mas! Tadiku tak tega mas kedinginan sementara kudiatas mas ditikar lantai?"sahut Ami yg mulai terbangun.
Tiba tiba ada ketukan pintu dari luar.
"Tok! Tok! Tok! Brata?"suara ketok pintu dan panggil Pak Haji.
"Iya Pak Haji, Bentar!"jawab Brata yang mulai bergegas buka pintu.
"Kamu sakit Brata, loh siapa wanita itu?"tanya Pak Haji sambil menengok kedalam.
"Dia anak kampung sebelah''jawab Brata.
"Kamu tak kusangka , begini sudah kuanggap seperti anakku pergi dari sini dan bawa wanita binal itu!"teriakan Pak Haji sambil marah marah langsung usir Ami dan Brata.
"Bentar Pak kujelaskan!"sahut Brata.
"Pergi!!"sahut Pak Haji yang memang seakan sudah tidak lagi mau dengar penjelasan Brata.

Akhirnya Bratapun pergi keluar kampung entah dimana. Kemudian Pak Hajipun hanya mulai menyesal melihat masjidnya tak terurus dan makin sepi karena tak ada yg mau jadi pengurus ataupun mengambil air wudhu. Pak Hajipun mendengar dan tahu bahwa Brata menolong wanita itu. Semua didengar dari teman Brata yang tak sengaja melihat.

Maka dari itu salah siapa, keadaan atau ruang ataukah memang salahnya Pak Haji?
Semua ada salahnya dimana?
Fatamorgana
oleh Alang Alang Kumitir pada 12 Agustus 2010 jam 20:17
Cinta:

Mendengar kata ini seakan indah dan menjadi impian manusia. Tapi hidup kadang banyak yang belum mengerti cinta. Karena pada hakikatnya jalan itu penuh goda. Jika semua menangis karena cinta mungkin takut dengan kesendirian.

Lama kumemandang lama kubelajar tapi kini itulah kebesaranNYA atas apa agar berpikir ,agar kita mau berjuang. Cinta pada hakikatnya pencarian tanpa habis perkara. Keadaan ini sebagai titipan hati ,atau titipin mimpi agar mau melajurnya.

Tak perlu dijadikan tangis jika nyatanya itu keindahan. Selama mampu jadikan pelajaran yang tidak didapat dari sekolah mengapa terus beradu.

Kini kupun dapati artiberjalan diantara tandusnya gurun pasir, maka kamukan temukan sebuah fatamorgana. Dari keadaan itu kamu kadang sampai tempat yang ternyata bukan dari gambaran. Tapi terkadang tempat tempat itu jadi mempercepat jalanmu pada kebosanan. Dan tidak dipungkiri hal baru bisa kau temukan.
Ketika Diam Kupun Tetap Belajar
oleh Alang Alang Kumitir pada 13 Agustus 2010 jam 2:05
Menatap malam maka seakan bertabur indahnya hari. Walau ku tahu ku hanya diam dan tak banyak hal yang kubuat. Biarlah waktu waktu lamaku jadi utas titianku kedepan. Maka harapan ku adalah memberanikan diri menjadi jalan tanpa kehadiran kepastian.

Kubelajar diam dari keadaan tanya tanya hal yang tidak perlu. Ku tanyakan pada hal kuharus bagaimana mendorong agar ilmu itu berguna. Diam adalah keadaan melatih kesabaran dan diam ini belajar mengartikan apa yang ada sebelumnya sebagai manfaat. Kuhanya belajar mengisi apakah wadah kekosongan ini. Kusendiri mulai melihat banyak tangis ulah dari rapuhnya hati manusia.

Ku tak mau mencuri kesempatan, ku tak mau menjadi tolong atas kegelisahan. Kupun tak mau banyak arti dalam tiap pertemuan. Wajarkanlah seperti kumemilih pergi ketika semua kembali tersenyum.

Hari hariku kemarin adalah begitu memandang dalamnya masalah kecil yang harusnya kubelajar mengendalikan api dalam tubuhku.

Seperti apa kunciku dalam menggapai jalan:

1. Kulatih diriku dari kata bukan apa apa telah kurangkum dihalaman sebelumnya.
2. Kuartikan kata cinta telah kujabarkan di http://jalannan-alangalang1.blogspot.com/.
3. Kubelajar mengenal diriku sbg lahiriah di http://jalannnan.blogspot.com/.
4. Kubelajar merenungi pribadiku maka kujabarkan di http://jalandiri.blogspot.com/.

Maka kini kubelajarlah menjadi hari tanpa bayangan.
Tanpa Judul
oleh Alang Alang Kumitir pada 14 Agustus 2010 jam 11:58
Aku lagi mikir?
Tunggu dulu...
Kenapa kudikejar emosiku sendiri...!
Keadaan ini memang mulai berubah sejak kumengenal arti rasa...
Hampir kata kata nyebelin jadi suguhan dalam tiap kasusku...
Kenapa...
Dariku yang bertangga...
Yang bercincin atas belum berbulat tanya kenapa...
Maka manusia srigala akhir cerita...
Kekejamannya kini telah sampai temuan temuan mayat...
Yaitu apa kotornya diri ini.
Kebahagian Jadi Tanya
oleh Alang Alang Kumitir pada 15 Agustus 2010 jam 19:33
Jika manusia selalu berbuat diatas kebahagian , lalu apa yang terjadi dirinya akan slalu mengejar kata kepuasan. Dan hal ini juga yang akan membutakanmu dalam kebaikan dan kebenaran.

Dari menimang daripada hal hal yang dianggap membuat senyuman. Maka kadang banyak hal hal yang ditujukan pada hiburan. Tapi keadaan hiburan inilah dia lupakan tujuan dari keadaan manusia yang diberi nafsu. Maka kadang terumbarlah seperti binatang liar. Kata demi kata enak saja berucap dengan alasan saling menerima. Dari goda mengoda jadi ujung ujung perkara.

JALAN MANUSIA TERKADANG DEKAT DENGAN PIKIRAN, MAKA KADANG HATI TERTUTUP ADANYA DAGING
Renungan Diri : Belajar Dari Lingkungan
oleh Alang Alang Kumitir pada 16 Agustus 2010 jam 3:13
Maka dalam keadaan dikeadaan kesunyian itu. Ternyata berjuta kasih dan sayang Nya akan jalan kita didunia. Karena dari ini kita tersadar akan arti arti kesalahan jalan jalan disiang. Maka atas dinginya malam kupun berkata " JIKA DINGIN MAKA TATASLAH SLIMUT, LALU JIKA DIAM GEPAIKAN PADA PIKIRAN BAIK".

Kupun terdiam sambil mendengarkan musik yang kadang mencuatkan semangat. Maka dari itu ku berkata "TANPA TERHUBUNG UDARA KUTAKKAN MAMPU MENDENGAR, DARI KOSONG DAN SUNYI SEMUA LEBIH TERANGSANG".

Disinipun kugaruk karena nyamuk yang menggigit maka kupun berucap "GATALKU ADA SEBAB MAKA KUPUN HARUS BERTINDAK, DIAMKU TETAP BERGERAK MAKA ADA PIKIRAN TIAP GERAK''.
Mengatur Energi
oleh Alang Alang Kumitir pada 16 Agustus 2010 jam 20:41
Tapak jalan jalan memang perlu suatu energi. Disini adanya putaran yang teratur perlu dijaga. Makin cepat maka butuh suatu penempatan yang tepat. Sistem sistem memang perlu dijaga dan dirawat. Matahari sebagai sumber energi terbesar dikehidupan.

Maka dalam sinarnya ada ''SEMUA ADALAH TUJUAN DARI PENGUJI, BAGAIMANAPUN ADALAH PENGUJI. MAKA SEPERTI TERIK DAN DINGIN DIBUTUHKAN SIKAP".

Kupun minum dari tiap air sebagai pembasah tenggorokan dimana ''KESEJUKAN KARENA ADA IRINGAN DAN PROSES DARI UJIAN DALAM TIAP PENINGGINYA KEADAAN".

Dan kupun bersandar dan diam lalu berpikir "ENERGI ADALAH PENGUAT JALAN DAN SEMUA ADA TIMBAL BALIK ANTARA PANAS DAN DINGIN".
Tendehan Rasa
oleh Alang Alang Kumitir pada 17 Agustus 2010 jam 19:32
Terseok jalan dalam keadaan terbeban...
Terombang akan tekan yang menyerang...
Terkikis tetesnya tangis dimalam...
Kupun hanya menganga berjuta rasa...

Keadaan dimana saat kuseperti kura kura...
Keadaan dimana ku takut pada ramainya dunia...
Terteteh teteh merayap menelusuri makna...
Hanya dibawah rembulan kududuk mengarah iba...

Akankah mampu kurenangi kembali...
Adakah tenaga agar kumampu jalani arti...
Sakitpun biarkanku sendiri...
Bebanku tarikan jalan manusia...

Kedudukanku bukanlah apa apa...
Jalanku tak sebanding tumpukan pasir dibentang pantai...
Kupun tak bisa mengadu , karena kupun malu...

Biarlah tamparan tamparan ombak merubah jalanku...
Biarlah rona bulan jadi saksi diamku...
Karena kumau mengadu pada guru...
Akan diri ditiap tetes tetes air mata duka...
Kajian Diri: Bagaimana Menjadikan Diri Menjadi Maju
oleh Alang Alang Kumitir pada 18 September 2010 jam 19:01

Pasti dari kecil kita diajarkan untuk belajar dan berpikir. Seperti kedudukan pendidikan yang memiliki manfaat, pastinya kita ingin meraih prestasi. Dedikasi yang selalu mencuatkan keadaan kita pada segi berpikir yang baik. Pada nyatanya keadaan literatur daripada gaya gaya masing individu berbeda. Lalu bagaimana menyikapi agar kita bisa menjadi maju?



Banyak kasus dalam dunia pendidikan terkadang terjadi keluhan atas dasar salah jurusan. Bagaimanakah dengan kata ini kita bisa baik dalam segi bidang yang terbaik. Kurasakan dari belakangan ini banyak terjadinya pengangguran. Apa yang salah dan apakah sistem memang tidak berjalan. Jangan menyalahkan suatu keadaan tapi belajarlah berpikir yang mendalam!.



Adapun dari pada hal ini bagaimana kita menyiasati agar kita bisa berpikir yang mendalam?



1. Mulailah tengok keadaan sekitar.



Disini tentunya kita akan mudah sekali ikuti gaya ruang. Dimana orang akan mengikuti suatu hal karena terasa tergiur begitu mudahnya mengerjakan. Cobalah kita belajar dari ruang lingkungan itu apa yang belum ada, maka kamupun akan dapatkan suatu kemandirian.



2. Belajar mengenal dari keadaan kita.



Disini tentunya menggali potensi diri bagaimana kita menjadikan suatu yang kita mampu. Dari inilah kita harus berani uji dan bandingkan antara perhitungan. Dimana berdasar hal yang pasti tanpa ada tanya tanya atau keraguan.



3. Menjadikan hal yang kita mau jadikan kemajuan adalah hobby.



Mungkin dari adanya hal inilah yang mampu jadi pemacu semangat. Dari bentuk ini kita akan dapatkan suatu hal yang jadikan ringan dan senang mengerjakan. Kitapun tentunya akan lebih bisa memakai kemampuan pemikiran kita secara baik, karena hilangnya suatu beban.



4. Jangan tayakan hasil tapi tanyakan bagaimana bisa memaksimalkan.



Apapun hal kita kerjakan selalu bertanya apa yang akan terjadi, maka akan jadikan keraguan. Bentuk memaksimalkan suatu hal adalah mengajarkan kita agar berpikir lebih keras. Maka daya pandang akan lebih luas dan mampu lebih terbuka. Jadi kitapun mampu menyikapi hal hal ini menjadi lebih dewasa.



5. Jangan pernah malu jika meminta pendapat atau nasihat.



Kadang orang berpikir kata malu atau dianggap awang atau bodoh. Biarkanlah gengsi itu kita buang. Lihatlah apa kata orang apakah dia yang tahu, pribadi inilah yang tentunya jadi penentu kita sendiri.



6. Buang keraguan.



Hal yang kita kerjakan setengah hati adalah terjadinya perubahan sikap. Maka tidak heran kalau terkadang hal yang kita jalani terbuang dan kadang jadi beban ataupun penyesalan.



Maka jangam lemah atau menunggu nunggu hal tanpa kita mau jalani. Seperti kata SEBUTIR PASIR DITANGAN MAMPU KITA LIHAT NYATA DARIPADA KAU MENYELAM KEDALAM SUNGAI YANG KADANG LEBIH MELELAHKAN KAU CARI TAHU".


Komentari · SukaTidak Suka · Bagikan

*
*
Tiara Amelia, Ayko Mizza Kyu-Kyu, Tiara Begjasari Battotenk dan 29 lainnya menyukai ini.
*
o
Lilin Hartini Memang betul ! Kita hidup untuk belajar.. Saya suka note ini, terima kasih dik !
Sabtu pukul 20:06 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka ·
o
Alang Alang Kumitir Sama" kak met malam
Sabtu pukul 20:09 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka ·
o
Lilin Hartini Ya dik met mlm minggu ya !
Sabtu pukul 20:14 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka ·
o
Alang Alang Kumitir Ya kak makasih
Sabtu pukul 20:18 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka ·
o
Ena Fance satu pelajaran yg berharga ..!
met malming sobat .?
Sabtu pukul 20:30 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka ·
o
Alang Alang Kumitir Met malam juga kawan
Sabtu pukul 20:34 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka ·
o
Ghøñdhêz ÎÑg Phåñdhûm Hai sob...
Yea...
We must be stUdying aBout of Live..
Sabtu pukul 20:54 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka ·
o
Ielu Cartonese Thnx u bg ku suka cttn ini...
Trima ksh.
Sabtu pukul 21:07 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka ·
o
Sillawati Gotami makasih alang dah ditag.ku suka
Sabtu pukul 23:46 · SukaTidak Suka ·
o
Alang Alang Kumitir Yup semuanya sama" moga manfaat.
Sabtu pukul 23:52 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka ·
o
Susanti Novika Mksh... Q suka dn sxlg trmaksh y.. Kmu da mngngtkn q dgn tlsn mu
Kemarin jam 0:02 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka ·
o
Alang Alang Kumitir Sama" kak
Kemarin jam 0:04 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka ·
o
Tiara Amelia thanks ea n met pgiiiii...^^
Kemarin jam 7:17 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka ·
o
Alang Alang Kumitir Sama" Lukita met pagi juga.
Kemarin jam 7:20 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka ·
o
Pathak Warak Note Yang Sangat Bagus Terima Kasih Semoga Dapat Menjadi Bahan Renungan Buat Para Sobat Semua Salamku Padamu Bro..
9 jam yang lalu melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka ·
o
Alang Alang Kumitir Salam
7 jam yang lalu melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka ·
* Tulis komentar...
Kajian Diri: Membuat Tekanan Agar Memacu Daya Pikir
oleh Alang Alang Kumitir pada 19 Agustus 2010 jam 13:19
Kita dalam berpikir tentunya perlu hal untuk memaksimalkan daya pikir tersebut. Keadaan yang terkadang sulit kita ketahui kemampuan kita. Mengasah dan mencari tahu adalah hal yang perlu agar kita mampu memaksimalkan kerja otak.

Dari hal inilah kita harus menyusun proses dari hal yang terkecil agar kemampuan kita meningkat. Seperti impian impian membutuhkan juang, bentuk berpikir tentang strategilah tentunya akan diawali atau dimulai. Membuat dorongan atau tekanan tentunya akan membuat daripada kedewasaan meningkat. Maka perlu tahu bagaimana mewujudkan dorongan agar menjadikan kemajuan.

Disini ada beberapa kiat membuat dorongan tersebut, seperti:

1. Membuat suatu hal dengan tanggung jawab.

Dari tanggung jawab inilah kita dapati daripada bentuk agar berhati hati. Karena dengan tanggung jawab semua akan dapat dijadikan hal yang mengikat. Bentuk inilah yang selalu membuat ketepatan dalam bertindak.

2. Membuat atau membentuk suatu hal dengan memberikan tujuan pasti.

Disini ku gambarkan seperti keadaan kita inginkan sesuatu. Misalkan kita kredit motor ataupun diwujudkan dalam hal lain. Kitapun akan bersemangat dan berjuang agar keinginan kita tidak gagal.

3. Melatih tatanan hidup dengan membuat peraturan pada diri sendiri.

Coba kau pikirkan bila ku begini maka apa yang akan didapat. Bila mampu membuat peraturan tentunya banyak hal yang baik dapat diwujudkan. Dari dimana menata waktu untuk aktivitas seperti menggunakannya semaksimal mungkin.

4. Belajar kerja keras.

Tentunya terkadang manusia manja atau suka menggantungkan pada orang lain. Disini tentunya kitakan malas termanja oleh keterikatan. Bagaimana bisa kita belajar mandiri atau dewasa, jika keadaan selalu diberi suap oleh orang lain. Dari bentuk ini coba berani membuat hal hal dari keseharian menjadi tanggung jawab diri sendiri. Misalkan saja dari nyuci baju, merapikan kamar dan terus ditingkatkan.

5. Berpikir terhadap apa yang kita perbuat demi keluarga.

Coba kamu pikirkan jika sukses tentunya keluarga akan senang. Hidupmu akan lebih berarti, tapi coba pikirkan jika gagal kau dianggap termanja bodoh apa mau.

6. Belajar malu terhadap keadaan.

Tentunya kamu akan dapatkan dimana titian titian agar kita dipandang. Maka dengan ini kamu akan takut bila dianggab buruk.

7. Membuat tantangan diri.

Mengambil resiko adalah suatu tekananan yang kadang ditakuti manusia. Seperti menggambarkan didunia gamer ditembak mati, nanti bisa kau start ulang lagi.

Keadaan keadaan inilah yang akan membuat daya pikir atau pandang kita lebih meningkat. Kadang tekananan memang tidak perlu kita cari karena hal ini datang seiring waktu. Hanya mental kita yang jadi penentu penanganan masalah masalah tersebut.
Kajian Diri: Memilih Efisien Daripada Mengikuti Arus
oleh Alang Alang Kumitir pada 19 Agustus 2010 jam 19:34


Orang pasti berpikir terkadang dianggap kuno atau tidak bisa bergaya jadi malu. Justru hal hal inilah menjadikan suatu hal atau menginginkan sesuatu dari kemampuan kewajaran kita. Apakah hal ini benar ataukah hal ini akan membuang buang hal yang tidak manfaat. Cobalah perani dan pikirkan tiap tiap hal secara sederhana.

Kita tengok saja bila kita ikuti kata musiman jadi suatu yang dikejar. Misalkan kau musim layangan lalu kau jual layangan. Dan ketika musim kelereng kau jual kelereng. Kadang pasti kamu akan bingung kalau sudah tidak musim. Memang tidak mudah mencari hal yang pasti tapi berpikir yang keras supaya apa yang kita lajur menjadi teratur.

Keadaan daripada pergaulan terkadang memang jadi iming iming yang ingin dibentuk. Misalkan saja kau kehabisan rokok, lalu kau pergi kewarung dan tiba depan warung sudah. Tapi tiba tiba ada toko mewah dan ramai didepan. Kamupun kemudian mau pingin tahu apa saja didalam. Dan saat itu kau malah tertarik dengan barang lain. Nah, apa yang terjadi bisa saja kau lupa beli rokokmu.

Memang tidak ada salahnya kita bergaya tapi coba pikir saja misalkan soal baju. Kadang merek jadi keinginan jadi untuk diburu. Padahal terkadang kwalitas daripada masing masing baju itu tidak jauh beda. Hanya masalah kepopulerannya terkadang jadikan harga mau dinaikkan. Dari inikan kita diajarkan sekedar percaya atau mau cari bukti.

Banyak bentuk bentuk hal yang kadang kita jadikan sulit sendiri tanpa ada perhitungan. Efisien adalah memaksimalkan daripada adanya menjadi maksimal. Dari inilah kesederhanaan itu yaitu mempunyai pola pikir sesuai yang pasti baru kita merangkak ketingkatan yang lebih tinggi.
Sebuah Mangkok
oleh Supriyanto pada 20 Agustus 2010 jam 4:22
Dikeadaan pagi maka ada kakek yang sudah tua dan renta. Diapun mulai sakit dan mulai terdiam dikamar. Diapun manggil ke dua anaknya lalu dia mau mewariskan sesuatu hal pada anak anaknya.

Dikeadaan yang mulai terengah sang kakek berucap"anak anakku kumau mewariskan sesuatu pada kalian, kumau kalian memilih dan menentukan pilihan kalian sendiri"ucap kakek yang memang mulai terengah.
Lalu dikeadaan tersebut hanya tertunduk dan berucap "apakah itu Romo?" tanya keduanya dengan serempak.
Si kakek pun menjawab" ini anakku 2 buah mangkok, yaitu yang satu kukosongkan dan yang satu kukasih nasi beserta lauknya. Kalian ambil satu dan jangan berebut, krn hanya itu yang kuwariskan"ucap kakek yang sambil tetap tersenyum.

Kemudian dari kedua mangkok tersebut si Kurus mengambil mangkok kosong dan si Gemuk mengambil yang berisi. Dan kakek itupun tersenyum ke si Kurus dan si Kuruspun meneteskan air matanya sambil terdiam di mangkok kosong tersebut. Dan sementara si Gemuk mulai makan dan membuang mangkok tersebut.
Tanpa Judul
oleh Alang Alang Kumitir pada 01 September 2010 jam 1:30

Kududuk dan terdiam antara reramainya banyak muka muka manusia. Maka kupun pijak langkah tanpa banyak bertanya. Kupun bersandar diruang yang teramat gelap. Dan tak lama kupun tertidur.



"Hai sedang apa kau disitu?'' tanya kakek dalam keadaan yang menghampiriku.

''Ku hanya mau istirahat kek!"jawabku sambil duduk.

"Boleh kah aku duduk disampingmu?"tanya kakek sambil membuka lipatan koran dan duduk.

''Silahkan kek! Ku senang ada yang temani" jawabku sambil tersenyum.

"Makasih, mengapa kau tak duduk ditempat yang ramai?"tanya kakek.

"Tak tahu kek! Kusuka saja begini kek!"jawabku dengan sambil menatap kakek.

''Oh begitu ya nak! Ini kukasih kau sesuatu, kamu pilih saja ku ada uang ditangan kiri dan ada botol korong ditangan kanan'' ucap kakek sambil memberiku pilihan.



Tiba tiba saja kuterbangun dan ternyata adalah mimpi. Lalu kupun lihat ada botol kosong ditangan. Kemudian kubaru ingat kalau aku disuruh beli minyak sayur oleh ibu. Kemudian kupun bergegas membeli minyak.
Kegelisahanku Mengejar Bayangan
oleh Alang Alang Kumitir pada 21 Agustus 2010 jam 3:25
Dalam kasus kehidupan in perlu dan banyak hal yang perlu kita pikirkan. Karena pada dasarnya, kita sebagai manusia diserukan agar belajar mengenal diri kita. Memang tidak mudah kita mengenal dan mengendalikan suatu pada diri pribadi kita. Karena pada hakikatnya kita adalah makluk yang memiliki banyak sifat. Dari apakah sifat sifat itu yaitu dari rasa.

Kita mengenal rasa adalah sebagai bentuk dan macam macam indera. Kita ketahui rasa adalah warna yang jadi kenikmatan yang di karunia oleh Nya kepada kita umat manusia. Tapi kadang kala rasa itu menjadikan alasan untuk bersikap atau bersifat pada banyak hal.

Kita tahu pada prinsipnya kita adalah makluk yng selalu membutuhkan bentuk bentuk sikap. Coba bayangkan? Bila engkau adalah orang yang pintar dan kaya, lalu tetangga, teman dan warga lainya adalah orang kaya dan pintar. Apakah yang akan terjadi.

Kegelisahan manusia akan tetap menjadi bayang-bayang tiap manusia karena terdapatnya rasa. Ketika kau lapar, ketika haus, ketika kau sakit dan ketika kau menunggu. Jadi semua itu adalah kesinambungan yang takkan putus. Orang memang berupaya menjadi orang yang bahagia dan dipandang. Tapi tahukah apa yang membuatnya bahagia?

Seperti banyak kasus orang, ketika kita makan pasti mencari minum, lalu akan bersantai dan kemudian sebagai energi untuk aktivitas. Lihat semua akan berulang-ulang. Jadi suatu tindakan atau hal itu akan mengalami terus kegelisahan karena akan terus berbayang seiring putaran waktu yang terus bergerak.

BAGAIMANA MENYIKAPI KEPUASAN MANUSIA

Sudah tentu ada jalur agar kita menjadi manusia yang bisa bersyukur dan tidak menjadi manusia yang rakus.

Dari Ini Adalah:

1. Menjadikan Kepuasan Diri Di Batasi Oleh Lingkungan.

Sudah barang tentu disini ada hak dan kewajiban. Misalkan saja dirumahmu yang bertetangga. Kemudian kita punya pemutar musik, dari sini kita yang punya hak memutar atau menyetelnya. Dan tentunya tetangga akan ikut pula mendengar jika kau putar kencang, maka tetangga juga punya hak untuk tentram dari kegaduhan. Lalu disini kita dibatasikan dan melahirkan kewajiban untuk menghargai.

2. Tetar Memikirkan Hari Esok.

Kita tentunya terkadang terbingung dan terjebak keadaan hari ini. Kaupun resah tanpa guna hanya akan menambah beban pikiran yang tidak ada guna. Padahal hari esok belum tentu engkau lebih baik. Jadi menjalani dengan kesabaran maka akan ada ketentraman hati untuk berpikir yang lebih baik buat kedepan.

3. Belajar Akan Kesederhanaan.

Kesederhanaan adalah melihat hal-hal secara efisien dan adanya. Sederhana adalah mengenal atau memahami suatu hal tertentu dengan kemampuan yang ada.

4. Belajar Menengok Kebawah.

Coba kamu bayangkan adanya orang yang lebih kurang dari mu misal dengan orang cacat. Cobalah renungkan!

5. Jangan Memaksakan Kehendak.

Tentunya pemaksaan suatu hal ujungnya adalah buruk. Coba saja jika kamu sudah kenyang lalu disuguhi lagi makanan yang enak. Terkadang engkau tergoda dan memakannya, lalu apakah yang terjadi? Kamu mungkin jadi sakit perut.
Memastikan Kebiasan Yang Teratur Buat Melatih Kedisiplin
oleh Supriyanto pada 21 Agustus 2010 jam 9:28

Manusia sangatlah rentang terhadap peraturan. Karena terkadang kita begitu menyepelekan sesuatu hal hal yang kecil. Maka belajar terhadap hal hal yang kecil dikeseharian akan mampu mencuatkan dorongan yang selalu kosisten terhadap peraturan.

Kelemahan paling menonjol dari manusia adalahnya cepat bosan dan mudahnya melupakan hal hal yang dianggap sepele. Padahal dari hal yang kecil inilah kita seakan menjadi pemalas. Mungkin orang akan mudah mengikuti suatu peraturan jika peraturan itu ada sangsi yang tegas.

Belajar janji pada diri sendiri adalah janji orang yang memiliki karakter mental kuat dan tidak mudah goyah. Tapi terkadang janji pada diri sendiri sulit dilaksanakan karena terkadang berubah alur mencari simpati atau empati terhadap orang lain. Dan terkadang begitu mudahnya percaya pada orang dibanding kepada diri sendiri.

Baik pada diri kita sesungguhnya adalah baik pada orang lain. Mengapa? Tentu saja dengan mau menegok agar diri kita tidak disinggung orang tentunya kita akan ingat apa jadinya bila kita. Bentuk lemahnya kita adalah agar tidak kesepian atau agar ada dukungan atau dorongan dari luar. Padahal semua yang kita lakukan adalah kembali pada diri kita sendiri.

Kembali kekebiasan adalah watak atau karakter kepribadian kita. Tentunya kitalah yang sesungguhnya tahu diri kita. Karena pasti hati kita akan tetap ada sisi kebaikan walau entah apa itu. Keraguanlah yang terkadang mudahnya kita terhasut. Maka biasakanlah tenang ataupun realistis terhadap diri. Maka pelan kitapun akan terbiasa bergaya hidup yang baik.
Kajian Diri: Hakikat Hidup
oleh Alang Alang Kumitir pada 21 Agustus 2010 jam 16:05
Ditempa dan berjalan dikegagalan kegalan yang terus melajur. Memaksaku memeras gaya aneh dan berbeda. Suatu hal kadang kujudikan sodokan untuk kemajuan.

Pada hakikatnya kita adalah manusia yang butuh kasih dan sayang. Kegagalan kegalan terhadap kata cinta kadang memang menyakitkan. Rasa seakan terbuntu pada mau gerak, entah apakah karena rasa itu jadi bagian palang mendewasakan diri.

Kini kuberjalan didalam kesendirian seperti enggan bayangkan yang didepan. Maka tidak mungkin juga kubegini, karena inilah ujian yang akan menjadikan diri lebih baik. Mampu menempatkan pada hal apa yang benar dan hal apa yang salah.

Cinta memang tidak salah, hanya jalan dan kurang bisanya mencocokkan prinsip. Matapun sayup dan pudar atas kilaunya. Dari ini kita akan tahu arti menjaga dan merawat sesuatu. Maka akan cepat dan tumbuh tentramen yang tidak mudah terpancing. Dari bentuk inipun kita akan tersadar bukan apa apanya kita tanpa lingkungan atau keadaan.
Misteri Kecilku
oleh Alang Alang Kumitir pada 21 Agustus 2010 jam 21:50
Diutara kampung kecilku kuhabiskan waktu kecilku bermain disitu. Diantara sepinya keadaan dan kadang cakap dengan seorang nenek. Disitupun kukerap melihat bayangan dari pada sebuah dunia ketiga. Kutak pernah tahu siapa yang sering memanggilku dan siapa kakek kakek tua itu. Karena ku tak pernah bercakap dengannya, karena tiap kucari dia selalu kehilangan jejak.
Kajian Diri: Mengejar Kebahagian Atau Kemurnian Diri
oleh Alang Alang Kumitir pada 22 Agustus 2010 jam 16:22
Menjadikan diri seorang yang kamil tidak mudah. Karena kemurnian manusia untuk belajar mensucikan diri adalah kerasnya mental. Watak adalah kunci yang membuatmu menjadi orang yang berkepribadian. Maka kesengsaraan harus berani kau tempuh, dan jangan mencari kebahagian dunia. Karena pasti kamu akan menyingkir terhadap apa dan kemana kita berbuat baik.

Fase inilah yang menjadikan kita berani berkata kita bukan apa apa. Karena sesungguhnya rasa adalah dari tanah. Maka daging yang kita jadikan wadah atau alasan kebahagian.

Kesinambungan dalam usaha yang berpikir keras. Mengadaptasi pada kitap Allah SWT melalui Al Qur'an dan Hadist sebagai pedoman yang mengikat batasan.

Jadi dimanakah kultur yang terjadi saat ini banyak mengalami penyimpangan. Karena alasa daging yang berair yang menjadikan aliran darah sebagai unsur rasa.

Orang mengatakan bekerja keraslah untuk masa depan. Maka kupun berkata bekerja keraslah untuk kebaikan. Dari ini kita akan terikat kultur pada masyarakat dimana akan bisa saling membatasi jalan.

Semua beranilah tanam pada dadamu. Ku bukan apa apa karena ruh adalah kemurnian manusia. Belajar menumbuhkan diatas daging maka kamu harus berani kesakitan.
Lesusnya Langkah Ini
oleh Alang Alang Kumitir pada 25 Agustus 2010 jam 19:23
Kududuk dan memandang...
Kudiam dan tak berucap kata dalam ruang...
Makan hanyalah kutelan...
Asap rokok hanya jadi kepulan...

Terasing dan penuh kebisingan...
Telinga pun penuh kowar keributan...
Mulutpun menganga tak tahu yang diucapkan...
Matapun menatap kosong tiap pandang...
Badanpun menahan rasa dari dalam...
Hanya inilah langkah tanpa kepastian...

Mencari penyesuain...
Menuntut langkah panjang...
Nafaspun terengah dikesendirian...
Hanya pada patokan kumengadu keinginan...

Kekeringan melanda gurat tanah...
Kebingungan harus bisa diberaikan...
Berpikir tetap tak ada ruas ku temukan...
Hanya bertahan bisa kulakukan...
Ketika Bunga Di Tangan
oleh Alang Alang Kumitir pada 25 Agustus 2010 jam 23:39
Melangkah adalah terapan utama dalam kehidupan. Membawa adalah tugas dan kewajiban akan pribadi kita. Maka berjalan membawa cahaya adalah pilihan. Maka bagaimana menjaga dan mendapatkan cahaya adalah kita.

Seberkas cahaya adalah arti walaupun banyak cahaya yang ada. Buat apa banyak jika kita tidak bisa memanfaatkannya. Buat apa kita meratap jika semua adalah penerang. Berpikir adalah sifat jalan manusia. Hanya dalam berpikir apakah itu?

Jalan adalah 2 tangan dan 2 kaki. Maju mundur dan dorongan adalah gerakan menuju perubahan. Kanan dan kiri adalah langkah bersamaan, yang semuanya akan slalu ada sebagai pilihan.

Jika kau hanya mengantungkan kebaikan sebagai pantaun maka kamu adalah orang yang takut sengsara. Dan jika kamu hanya lihat kebencian maka dendam tetap akan jadi raja. Bukankah kita dibentuk untuk menyikapi kekurangan agar jadikan kesempurnaan.

Ini tanganku...
Ini takkan mampu menembus dalamnya hatimu...
Ini tanganku...
Takkan mampu menggapai rohmu...

Ini adaku...
Belajar menampung air matamu...
Ini tanganku mencoba kilaukan air matamu...
Ini harapanku semua mengandeng untuk hati...
Keselarasan
oleh Alang Alang Kumitir pada 26 Agustus 2010 jam 22:46
KESELARASAN TERHADAP DIRI

Gerakan teratur perlu dijadikan suatu kebiasan. Maka diantara banyak hal kita harus tahu bagaimana menyelaraskan. Tentunya kita mulai dari diri kita yaitu menjadikan pengenalan tentang kita.

Dalam diri adanya suatu kesehatan yang mulai kita tata terlebih dahulu, seperti mengenal 3 hal, yaitu:

1. Sari bunga yang manis melembapkan kulit dan daging.

Disini adalah nutrisi dan vitamin agar mampu jadi kesehatan daging kita atau kulit.

2. Otot dan tulang yang dilembutkan dan kuat.

Ini adalah menjaga kondisi tulang dengan olahraga dan istirahat yang cukup.

3. Mengeluarkan semua racun dari tubuh.

Bisa kita lakukan dengan menjaga pencernaan.

Maka dari inilah kita akan dapat hal yang bisa kita tanggung jawabkan pada raga.

BELAJAR MENYELARASKAN DENGAN LINGKUNGAN SEKITAR

Tentunya kita belajar mengenal kondisi dan menjaga kebersihan lingkungan. Maka akan ada kenyamanan yang didapatkan. Dari inilah kita akan terasa sejuk dan mudah mengatur emosi diri karena tempat yang nyaman.

MENYELARASKAN DIRI DENGAN INTERAKSI MASYARAKAT

Diri ini terbentuk untuk berhubungan dengan yang lain. Maka dengan belajar menerima keadaan lingkungan masyarakat dengan keramahan. Bagaimana memulainya, yaitu:

1. Jaga ucap yang tak perlu.
2. Usahakan jangan banyak bertanya yang tak perlu.
3. Diam dan dengarkan ketika orang lain bicara.
4. Tanyakan bila ada suatu ganjalan dengan sopan.
5. Belajar sebab akibat.
6. Memudahkan maaf walau kadang kita benar.
7. Jangan tanyakan harga diri kita.
8. Salam sapa yang sopan.
9. Bertata krama atau menempatkan sesuatu yang sesuai, misal bicara dengan anak , dengan dewasa, atau dgn nenek.

Maka disini hanya seperti ungkapan "JANGAN KAU LEMPAR BATU DITETANGGAMU BILA KAU PUNYA JENDELA KACA''.

KESELARASAN DIRI ANTAR KEYAKINAN LAIN

Ini perlu diperhatikan, kita bicara agama layaknya juga tinjau dari agama lain. Keyakinan mereka adalah hal yang luhur bagi mereka. Dan sebaliknya juga kita. Bila kita membawa bawa atau mengusik, bila agama kita dibegitukan juga sakit bukan. Maka pahami ruang dan jangan acuhkan.

KESELARASAN DIRI DENGAN SANG PENCIPTA

Dari semua yang diatas perlu kita latih dan perbaiki. Agar saat membawa ibadah dgn Nya adalah nyaman dan khusuk.
Kajian Diri: Keyakinan Terhadap Diri Sangat Perlu
oleh Alang Alang Kumitir pada 31 Agustus 2010 jam 23:02
Belajar mengenal diri adalah jembatan untuk menuju kemudahan menata diri. Karena semua hal diakarkan dari diri kita sendiri. Termasuk adanya suatu kemauan ataupun keinginan diri.

Ketika keraguan itu muncul akan menjadikan tiap apa yang kita lakukan terasa berat. Karena terkadang akan menjadi muncul muncul tanya yang menjadikan kemalasan. Maka niatan yang benar dan pasti perlu kita dapatkan. Dari inilah kita belajar mewujudkan naluri sebagai hal yang bisa kau pastikan.

Keyakinan ini bukan meramal ataupun seakan tahu masa depan tapi dari kemantapan hati. Karena kita pada dasarnya adalah munafik, tapi bagaimana menjadikan kemunafikan ini ditekan sekecil mungkin.

Coba seperti kau saat melompat pasti kamu sebenarnya punya nalar sejauh mana kau mampu. Tapi ketika lihat sungai kamupun bisa tebak sejauh ini kumampu. Jadi kau akan berani melompat dan berpijak ditempat yang kita yakin. Tapi bila ada keraguan bisa kau terjadi banyak ketakutan yang membuat dirimu seperti menjadikan gerakan mu salah saat mau melompat dan hasilnya dipijakanpun kau bisa tidak siap, dan bisa terjadi hal yang buruk.

Maka dari pada itu semua kemampuan diri adalah mampu meyakinkan hal yang pasti dalam diri, untuk membuang keraguan sehingga muncul keberanian yang bisa memaksimalkan kerja diri melalui energi diri yang dapat diperhitungkan
Belajarlah Mencintai Diri Maka Harga Diri Akan Terbentuk Dengan Sendiri
oleh Alang Alang Kumitir pada 01 September 2010 jam 22:46

Berawal dari diri ini maka akan mengakar pada fondasi diri. Dari hal yang semacam inilah kita belajar mengkaji dan membangun pribadi. Bukan hal yang mudah mencintai diri sendiri, karena terkadang muncul keputus asaan.

Spirit atau semangat memang dirasakan sangat perlu. Yang ditanyakan dalam diri tentunya adalah bagaimana mendapatkannya?
Tidak mudah, tapi bisa datang dari mana saja, lewat membaca nasihat renungan ataupun apapun yang bisa jadi pendorong bahkan termasuk hal yang jelek kekita.

Cinta pada diri tentunya adalah menjadikan aturan aturan main yang berkaitan tentang kerugian yang bisa didapat bila buruk. Dari inilah maka akan ada jalan pelan menuju perbaikan, maka mencintai diri adalah kewajiban. Seperti keadaan yang memang terdengar egois tetapi lihat kau juga berpikir ulang atas hati orang. Bila dia kusakiti maka akan ada akibat dendam dari itupun kujadi kena masalah.
Untuk banyak hal sebuah masalah ternyata adalah sikap tidak mau mengalah. Dari banyak perang ataupun kontrofersi ditiap kehidupan adalah harga diri yang jadi alasan. Betapa berhargakah harga diri itu sehingga mau dijual dengan nyawa?

Betapa sangat mudahnya kita merasa terinjak dan begitu mudahnya kita bersorak. Dan melihat senyuman diatas kemenangan perang seperti Raja Ashok yang selalu mandi bunga tiap kemenengan perangnya. Karena cintapun bisa menjadi murka dan menjadi kebencian darimana tidak pedulinya bau amis yang terbentuk oleh diri.

Dan semua adalah tangisan dan arti pecundang sejatinya. Watak arogan yang tidak dilandasi arti belas kasih. Arti keparat tanpa mengerti apa yang jadi harga betapa malunya ketika diri dihina.

Akhirnya seperti raja Ashok yang membuang pedangnya adalah kemegahan dan itu Taj Mahal, India. Bukti nyata bahwa perang bisa dibungkam dan disucikan oleh kasih dan sayang. Dari mana Raja Ashok yang menjadi seorang yang lembut tetapi gagah hatinya. Dimana dia mampu menutup buruknya dia dengan menyebarkan arti kebaikan dan kebenaran sesama.

Itulah cacing yang tadinya amis dan jijik kau pegang. Tapi menjadikan sayur dan segar buah buahan kemudian kau tidak tahu betapa berharganya juang tanpa kekerasan. Dia melembutkan dia melumatkan bangkai hingga menjadi lebih berarti dan tidak jijik kau pegang.
Kajian Diri: Membangun Fondasi Diri Dengan Keburukan Dari Luar
oleh Alang Alang Kumitir pada 02 September 2010 jam 20:30

Kita tahu dan kita adalah makluk yang terkadang lemah dari hinaan atau makian dari pihak luar. Rasa kebencian terkadang menjadi teramat menyakitkan dari rasa yang datang dari kasus luar. Seperti dikeberadaan belakangan ini, maka sangat benar menjadi ujian yang memang tidak mudah disikapi. Tapi dari itu semua bila kita mampu menjadikan kaedah maka teramat indah hal yang didapat.

Seperti fondasi pada sebuah bangunan ternyata bisa kita dapatkan ujian dengan cara ini. Maka jangan salahkan keburukan-keburukan yang datang dari luar tapi coba kaji dari diri. Hasilnya tentunya bisa kau dapatkan hal yang luar biasa, coba kau akan berpikir dan bertanya-tanya kenapa ada yang menghina, lalu kau pun akan bertanya ada apa denganku. Bentuk inilah renungan yang mampu belajar dari cermin, karena kita pasti akan menilai baik yang ada pada kita.

Sungguh suatu hadiah yang luar biasa sebenarnya suatu hinaan itu, kalau kita mau belajar dari itu. Justru trimakasih mungkin yang harus kau ucapkan bila kau dapatkan hinaan. Dari pada kau marah atau membenci yang malah mendatangkan kerugian baik sikap ataupun kesehatan kita.

Seperti itulah warna gelap tidak berlawanan dengan putih. Karena itu hanyalah persimpangan dimana akan jadi seperti tulisan yang punya lembaran. Dimana bagian malam jadi keindahan rembulan dan cahaya bintang.
Kajian Diri: Membentuk Fondasi Diri Dari Semut
oleh Alang Alang Kumitir pada 02 September 2010 jam 23:51

Belajar pada makluk Tuhan yang memiliki banyak keindahan dalam kerukunan ini mampu jadi dorongan. Bagaimana seekor semut yang sendiri terasa bodoh dan tak berarti ketika dalam kesendirian. Diapun mudah dimatikan gerombolan semut lain, coba saja kau tengok ketika semut merah dan semut hitam.

Seperti halnya kita yang ada dalam keadaan yang tidak sengaja atau sengaja didekat semut. Lalu tanpa kau sadari atau sadari mengusik semut. Ketika hanya satu atau sedikit kau merasa bisa mengatasinya. Tapi ketika menjadi banyak apa yang bisa kau perbuat. Tentunya kau kalah dan pergi karena merasa risih.

Semut adalah gambaran antara kasih dan sayang yang perlu dijadikan kultur dalam bermasyarakat. Lihat jalannya yang rapi dijalur yang ditata, seakan ada jalan pasti yang kedepan. Dan merekapun seakan saling sapa tiap bertemu. Bagaimana kalau kita mampu wujudkan?

Semut juga memang makluk kecil yang kuat. Karena dia mampu mengangkat 10x dari pada berat badannya. Tapi apa yang tetap dia junjung kerjasama. Alhasil apa yang terjadi terkadang bangkai yang beratus ratus berat badannya mampu terangkat. Bagaimana apakah anda tidak tertarik?

Dilingkungan kehidupan kita memang mengenal gotong royong. Bentuk inilah kerajaan dimasyarakat, tetapi di akhir akhir ini memang terasa sangat berkurang. Entah mengapa, tapi manfaat gotong royong dirasa sangat baik.

Ini beberapa manfaat gotong royong:

1. Kita akan cepat menyelesaikan pekerjaan.
2. Kita juga bisa membentuk keharmonisan dalam masyarakat.
3. Biaya atau beban yang ada terasa mudah digapai.
4. Kita secara tidak langsung bisa belajar dari orang lain.
5. Hasil dari suatu pekerjaan lebih tertata dan seragam.
6. Tentu saja kita tidak banyak membuang waktu.

Itulah yang harus kita tanamkan di diri, maka kitapun belajar menyikapi timbal balik. Seperti saat kita kesulitan atau kesusahan orang juga tidak segan untuk membantu kita. Berbagi dari yang kecil dan sederhana adalah nilai dari bagian menjadi pahlawan tanpa perlu kekerasan.
Geometri atau Ilmu Ruang
oleh Alang Alang Kumitir pada 08 September 2010 jam 19:20

Dikenal dari bilangan yang menggunakan bentuk luas dan panjang, seperti jadi perhitungan yang disebut matematika. Dari ini kita belajar sisi sisi dalam pemetaan ruang, lalu apakah manfaat yang didapat?

Disini jelas kita adalah sebuah dasar yang menjadikan bentuk dari rancangan. Bila mana kita selalu mencari hal yang praktis, dari ini juga langkah awal dalam mengartikan dasar. Ternyata geometri adalah sistem yang bisa jadi jalan untuk pemikiran.

Misalkan kita dalam membentuk rumah kita akan berdasarkan metode geometri. Seperti skala atau perbandingan akan selalu dipakai agar dapatkan suatu ketepatan. Ini bukan secara kimia tetapi secara perhitungan, jadi kita ada sentuhan yang berbeda.

Rumah yang baik adalah rumah yang punya sisi sisi kemudahan. Bukan luasnya tapi penataan yang seimbang, disini akan dibedakan kamar, dapur, toilet atau ruang tamu. Dari unsur yang sebenarnya hasil pandangan karena adanya suatu akal.

Maka dalam diri ada sebuah perhitungan untuk berjalan. Dari ini adanya keseimbangan dimana organ organ tubuh kita telah menjadi ruang ruang yang diperhitungkanNYA. Jadi kita hanya belajar menggunakannya pada posisi yang tepat. Dari mana mekanisme dari sebuah komposisi adalah dari mana kita dirancang.
Sebuah Proses
oleh Alang Alang Kumitir pada 14 September 2010 jam 19:08
#######MARI RENGKUH###

Maka dalam tiap kehidupan ini kita diajarkan untuk berjuang membesarkan watak didalam diri. Watak disini adalah suatu keberanian yang sangat rumit dicerna. Kondisi watak yang memang berbeda karena jalan ini pilihan masing-masing. Maka belajar pada keadaan memutar waktu atau tahu akan lalu demi mengejar hal yang masih ada.

Kita disini perlu pertimbangan pada hasil akhir. Karena itu belajar pada masa lalu , dimana kita dianugerahi tubuh yang pada dasarnya adalah kosong. Kenapa karena tanpa tunjangan lain kita belum atau bukan apa-apa. Kau pernahkah sadari raga ini wadah, kita selalu belajar pada semangat dan energi awal untuk mengisi ruang.

Maka kita tahu ada roh dan jiwa manusia yang berdiam dalam diri ini. Seperti roh manusia adalah bentuk sinar yang menjadikan pada jiwa sebagai pantulan dari sebuah rembulan atas matahari.

Terbentuk atas wadah yang sama maka akan ada watak yang memerintah dari diri. Tersusunnya atas kepribadian maka akan ada posisi yang ada didalam sebuah diri. Seperti perasaan yang memerintah diatas lingkungan, maka lengkapnya pengenalan terhadap diri, maka akan keluar atas sopan. Dari inipun akan mewujudkan keharmonisan yang ada diruang.

Perasaan ini hendaknya kita mau dan harus menjadikan tegak atas langit dan bumi. Maka hawa nafsu adalah bagian api yang perlu dijaga nyala dan kadar ukurnya. Bukan dimatikan karena itu mampu jadi penghangat dan suatu hal yang dipakai dalam proses.

Minggu, 06 Juni 2010

Tarian Wayang

Trah anggane kawulaning larap larap antrap lakune rogo. Sungkur lan ngadhek punggawane awak. Tumibho ing tatanan sing sampun dirambahhi.

Weton lajur gagasipun panguji griyo. Taman taman asmoro dadi pepahite. Madhek ancang golek cecarane.

Gunung gunungan mulai goyang saka ancanganipun. Tibo lapak sworo sworo antraning pangupa. Dodo mancang tegak kekanti mancang egonipun.

Perange pusaka diadu rogonipun. Pitutur manceng reganipun tulodho. Tansah ngilu mboten wonten lungo.

Jor joran malang malang putung rawe rawe rantas. Menawi priyayi ilang andap asoripun. Ilang srono lan lajuripun dados abdi.

Panceng panceng pecah pecah rogo. Ilang ilangipun getih getih bening. Namung tinggal getih getih wedhak ingkang amis gegandhanipun.

Tarian Keseimbangan

Mengawali suatu gerakan memang diataskan pada keseimbangan keadaan. Seperti mulai mengayunkan tangan dengan apa pikiran. Terpacu pada roda roda hias kehidupan.

Maka kita mengenal suatu keburukan ataukah kebaikan. Disemaikan diparudaan siang dan malam. Maka jejaki kata sembrani.

Seakan racun tetapi kenapa juga obatnya. Maka ditatap kerasnya jalan dibentangnya. Kini memainkan.

Seperti tangan diatas meminta energi, lala dialurkan kedepan. Dimana kaki mulai diderapkan. Mulai masuki romantisnya dunia dan mulai ikuti putaran.

Sabtu, 05 Juni 2010

Elemen Diri

Mengawali dari hidup dan melajur keras demi perjuangan panjang pada pencarian kebenaran dan kebaikan. Ditautkan pada 3 hal yaitu:
1. Roh
2. Jiwa
3. Raga

Dan didorongkan pada kata tautan berupa:
1. Ke Pencipta
2. Ke Orang Tua
3. Ke Guru, meliputi: Al Gur'an , Hadist dan lingkungan termasuk alam ataupun apapun yang terhubung oleh kita.
4. Keromantisnya kehidupan.

Lapak Banyu

Napak'i anggenipun gegayuhan laku ing tumotho inggih saget srono mangertor ilir ilir lakune banyu. Ingkang tumawos rencak rencak gelorinipun tumombho. Saghet tilek anane warno banyu tumili, menapa pethak punapa bening.

Ilir ilir lajune pleret wonten ing tumotho ilinipun. Jhagi supados pas anggenipun mlebet tulak'an inggih diambahi. Mboten tansah gugu bendeng menawi sampun diwetak'i.

Lakune peteng wonten padangipun rembulan ingkang remang. Supadhos lajur supados ngati ati anggen titi bedheng galengan.

Banyu budhak menika wonten regan apik inggih nipun:

1. Lakune campur lemi ingkang dados aken subur.
2. Nyenengaken ulam lele menawa unggas.

Namung wonten kekuranganipun inggih menika:

1. Saget ngrusak gemburipun ler leran.
2. Wonten ulam ingkang mboten kuat ten banyu buthak.

Lan untungipun banyu bening:

1. Saget dados kebutuhan pribadinipun kiyambak, saking supados reresek rogo supados kangsi komsusi unjuk'an.
2. Nyehat ipun kewan ternak lan ulam tawar.

Punapho kabeh menika entenipun kaedah lan faedah alamipun ingkang paringi Pangeran Gusti. Menika saget maksimal wonten gunani inggih kegantung wonten jeronipun awak kiyambak.

Ilir ilir lakune gembludhak rusak anggonipun gerak. Ilir ilir lakune kecandhak saget srono lan gegayuhan.

Ketika Hitam Dijadikan Pacu Penegasan

Terkadang kita bertanya dan menanyakan apa itu arti tautan atau hubungan. Apakah kadang kita mengerti, apakah kadang kita mau menerima?

Lajur keras kehidupan memang tidak selalu diatas kemanisan. Kadang nilai nilai buruk inilah suatu adanya penyempurna. Kenapa?
Kitakan diajarkan untuk merangkul dan menimang sesama agar tertuju pada kebaikan dan kebenaran.

Lalu apakah kamu lakukan bila ada dari seseorang atau teman datang dengan keburukan. Apakah kita jauhi?
Ini kadang adalah sifat manusia mencari ketenangan diatas kesalahan orang. Bukankah semua untuk welas kasih atau saling menyayangi.

Pada dasarnya kita semua ada sisi kebaikan dan hanya mungkin tertutup kebiasan atau kurangnya bimbingan. Justru ujian kita disinilah, apa makna dari yang kita bisa kalau diam. Apakah akan ada nilai ataukah memang mau jadi yang bahagia.

Kita tahu dimana ada siang ada malam, dan ada hitam dan putih inilah teguran bagi kita mau nilai yang bagaimana?

Seperti perwujudan Punakawan telah kita dapatkan warisan yang luar biasa dari semua ada kekurangan dan kelebihan. Dan saka tatal di Masjid Agung Demak Semarang dari nilai yang sudah dianggap tidak guna jadikan patokan tengah penyempurna bangunan.

Pelompat Tanpa Bayangan

Ketika kita melajur diri maka kadang terikat pada lalu ataupun hal yang diangan jadikan ketakutan. Dimana kita bisa memulai suatu kemajuan jika kita terbeban. Diantara trauma lama kadang jadi perhitungan, tapi apakah layak jika dalam kasusnya selalu jadi penguji terus. Tentunya kita ingin bebas bergerak bukan?

Hari demi hari banyak hal yang kuimpikan kadang jadi gagal, entah kenapa? Kadang juga kudisodorkan pada hal yang tidak terduga inilah naluri. Dimana orang mengatakan bila kita ragu buat apa kita jalani, bila kita terpaksa apakah faeadah. Tentunya hal yang dipaksa inilah jadi suatu grendeng atau mengeluh. Dari adanya mengeluh kita akan terbeban.

Menatap keadaan nyata semua pikirkan yang pasti saja. Jalani semua dengan syukur dan nikmat dari padaNya atau akan tetap jadi orang yang merasa rugi. Bila tidak ada nilai sayang dan menerima keadaan diri sampai kapanpun tetap akan jadi penjilat.

Hidup ini terjal dan liris landai diantara ombak pantai. Terpanya mampu mendesir hantam karang yang menjulang. Seperti air pecah tapi tetap memapah. Papah pada semua kembali menyatukan harapan.

Aku memang belum apa apa dan memang tetap biasa. Dan diriku tetap yakin dan mau berjuang walau terjebak dikeadaan. Dari luar mungkin aku gagal tapi dalam penyikapan aku selalu melajur pada titik titik pemecahan.

Seperti adanya kuciran ataupun gunjingan itukan tetap jadi nilai penyempurna. Karena prinsipku" kurang adalah pembentuk pada penyempurna".