Minggu, 19 September 2010

Merenungi Dari Perkataan Sendiri
oleh Supriyanto pada 01 Juli 2010 jam 20:40
Dalam banyak kasus mulut adalah hal yang sangat peka terhadap perkara. Begitu juga dengan untain kata atau kalimat. Kita ketahui itulah gambaran pribadi yang paling mudah dibaca. Kusendiri terkadang tidak bisa menjaga mulut ataupun kata yang ditulis ataupun diucap.

Bagaimana agar kita mampu jadi orang yang baik dalam keadaan perkataan. Tentu saja kita harus bisa pahami bahwa kita tidak membuat sakit atau memberikan keburukan kepada orang. Mengumpat adalah suatu yang sering terjadi pada manusia. Dicampur emosi yang membuat hilangnya kontrol dari situ muncul kemarahan.

Sabar tetap jadi kunci utama dalam menjaga keadaan kata. Jaman sekarang sudah bukan lidah lagi tapi pikiran lebih tajam dari pisau belati. Pikiran pikiran inilah kadang terhasut oleh semrawutnya keadaan. Dimana dihadapkan pada kebimbangan sehingga kita teriak teriak tidak jelas menjadikan asal dalam melontar kata.

Tapi diam tidak lagi menjadikan emas dalam keadaan laku. Tapi diam emas adalah merenung dari kata sebelumnya jadi intropeksi diri.

Kutak mau jadi orang yang tenang. Tapi kumau jadi orang yang gelisah dalam tiap apa yang kita perbuat. Kutak mau jadi tenang karena kumau aliran agar kudapatkan hal hal yang baru untuk membangun. Kupun mau diam karena kumau rasakan apa itu nafas ditiap tarikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar