Minggu, 19 September 2010

Lapirin Membuat Jalur Yang Berputar
oleh Supriyanto pada 03 Agustus 2010 jam 11:26
Tetes tetes air mata dari kehidupan...
Menepikan rakusnya manusia...
Teropsepsi pada darah yang menerjang...
Maka daging jadi pembangkang...

Ketika nafas terengah...
Kening pun memancar buram...
Hanya inilah siksa paling lama...
Hati yang melujur sepi...

Diatas langkah harap jadi arakan...
Diatas kaca yang penuh bayangan...
Walau sinar telah begitu terang...
Menepi kan sisa sisa akan kekotoran...

Aku tak mau jadi beban...
Aku tak mau jadi tangis...
Karena kujuga suka menangis...
Akupun bukan baik tiap jalan karena kupenuh kebimbangan...

Hanya belajar seperti harapan...
Walau tanya kukan diamkan...
Biarkan waktu yang jadi bukti ketulusan...
Biar tubuhku luka dan tersayat akan kulangkah...

Diantara banyak muka muka dunia...
Kepurukan pada beda beda tirai tampilan...
Naluripun terbujur pada kesakitan...
Hanya ada pinta untuk suatu ujian...

Memberikan adalah sanubari...
Tertunduk adalah kemaluan...
Berlari adalah buruknya kepastian...
Maka kemana kemana ada langkah kepastian...

Jeritan jeritan yang melengking...
Kupun slalu jadi kesalahan...
Kupun jadi kerancuhan...
Aku hanya menatap waktu adalah senyuman...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar