Minggu, 19 September 2010

Untuk banyak hal sebuah masalah ternyata adalah sikap tidak mau mengalah. Dari banyak perang ataupun kontrofersi ditiap kehidupan adalah harga diri yang jadi alasan. Betapa berhargakah harga diri itu sehingga mau dijual dengan nyawa?

Betapa sangat mudahnya kita merasa terinjak dan begitu mudahnya kita bersorak. Dan melihat senyuman diatas kemenangan perang seperti Raja Ashok yang selalu mandi bunga tiap kemenengan perangnya. Karena cintapun bisa menjadi murka dan menjadi kebencian darimana tidak pedulinya bau amis yang terbentuk oleh diri.

Dan semua adalah tangisan dan arti pecundang sejatinya. Watak arogan yang tidak dilandasi arti belas kasih. Arti keparat tanpa mengerti apa yang jadi harga betapa malunya ketika diri dihina.

Akhirnya seperti raja Ashok yang membuang pedangnya adalah kemegahan dan itu Taj Mahal, India. Bukti nyata bahwa perang bisa dibungkam dan disucikan oleh kasih dan sayang. Dari mana Raja Ashok yang menjadi seorang yang lembut tetapi gagah hatinya. Dimana dia mampu menutup buruknya dia dengan menyebarkan arti kebaikan dan kebenaran sesama.

Itulah cacing yang tadinya amis dan jijik kau pegang. Tapi menjadikan sayur dan segar buah buahan kemudian kau tidak tahu betapa berharganya juang tanpa kekerasan. Dia melembutkan dia melumatkan bangkai hingga menjadi lebih berarti dan tidak jijik kau pegang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar